Minggu, 06 Maret 2016

REAKTIF DAN PROAKTIF

Tugas 3 Leadership


1.       Pengertian REAKTIF dan PROAKTIF

      REAKTIF adalah suatu tindakan seseorang yang memiliki respon terhadap suatu hal atau yang disebut dengan STIMULUS atau sebuah rangsangan. Orang yang memiliki sikap reaktif memiliki sikap seperti berikut ini:
·         Orang yang memiliki sikap selalu tergantung kepada orang lain atau selalu megandalkan orang lain.
·         Memiliki sikap yang kurang bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan kepada dia sendiri.
·         Tidak memiliki inisiatif untuk melakukan hal-hal yang benar dihadapan orang lain bahkan setelah orang lain mengambil inisiatif tersebut.
·         Memiliki sikap yang selalu menyalahkan orang lain, dia berfikir bahwa tindakan yang dia lakukan itu selalu benar sedangkan tindakan yang dilakukan orang lain itu salah.
·         Memiliki sikap yang pantang menyerah dan ceroboh dalam mengambil keputusan.

PROAKTIF adalah suatu tindakan seseorang yang memiliki banyak tindakan yang mengarah ke hal-hal yang positif. Orang yang Proaktif selalu memiliki rangsangan, kesadaran diri, imajinasi, suara hati, kehendak bebas serta memiliki respon akan tetapi dia memiliki suatu PILIHAN untuk melakukan suatu hal yang bernilai positif.
Berikut ini adalah sikap seseorang yang Proaktif:
ü  Memiliki sikap yang mandiri, dia itu mampu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bergantungan kepada orang lain.
ü  Memiliki sikap yang selalu bertanggungjawab terhadap pekerjaan ataupun tugas yang diberikan kepada dia dan mampu menyelesaikannya dengan baik dan benar.
ü  Selalu  memiliki inisiatif untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar sebelum orang-orang yang ada disekitarnya melakukan inisiatif tersebut.
ü  Memiliki sikap yang tidak mau menyalahkan orang lain, meskipun masalah yang muncul itu disebabkan oleh dirinya sendiri.
ü  Memiliki sikap yang pantang meyerah, peduli dan dan selalu mempunyai semangat  yang kuat.

2.        Menyelidiki apakah saya REAKTIF atau PROAKTIF dalam minggu ini.

A.      Reaktif
Contoh REAKTIF yang saya alami dalam satu minggu ini adalah:
1.       Saya malas menulis mata kuliah yang ditulis oleh dosen, dan saya berkata “kenapa mata kuliahnya kita tidak fotocopy aja, Kan kita ngak capek-capek menulis”.
2.       Saya merasa malas untuk bangun tepat jam 5 karena saya libur besoknya, akan tetapi seharusnya saya bangun jam 5 agar saya bisa melaksanakan ibadah pagi.
3.       Saya menyalahkan orang lain karena saya kurang sabar akan paket yang saya tunggu-tunggu tak kunjung datang kerumah. 
  
B.      Proaktif
Contoh PROAKTIF yang saya alami dalam satu minggu ini adalah:
1.       Saya bisa bertanggungjawab akan apa yang saya lakukan, contohnya saya bisa memanfaatkan dan mengatur waktu saya dengan baik sehingga saya kekampus selalu tidak terlambat.
2.       Memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan, contohnya memberikan makanan kepada teman yang kekurangan. Serta saya juga berinisiatif untuk membayar ongkos pulang kerumah meskipun sebelumnya saya dan teman-teman sudah sepakat untuk mengumpulkan uang dan setelah sampai ujung-ujungnya saya yang bayar.
3.       Kesalahan yang saya lakukan dalam minggu ini adalah saya kalau sudah malas masak maka saya akan tidak makan, seharusnya saya rajin masak agar saya bisa makan. Saya tentunya menyalahkan diri saya sendiri bukan menyalahkan orang lain karena yang lapar bukan orang lain tetapi saya sendiri.
4.       Mencari pekerjaan part time diluar sana untuk mengisi waktu luang saya. Saya sangat mengharapkan pekerjaan part time itu sekarang.
5.       Melakukan inisiatif sebelum orang lain melakukan inisiatif tersebut, contohnya dalam hal memasak nasi, saya menanak nasi tanpa perintah dari teman karena saya juga nantinya akan membutuhkan nasi itu. Oleh karena itu saya menanak nasi tanpa menunggu teman-teman lainnya menanak nasi. Sebelum belajar, saya menanak nasi dulu, karena tidak terasa lama menunggu apabila menanaknya sambil mengerjakan tugas.

3.       REAKTIF dan PROAKTIF dilingkungn sekitar

v  REAKTIF
ü  Tidak bertanggungjawab akan waktu yang dimilikinya.
Contoh : kebanyakan orang banyak sekali meluangkan waktunya untuk bermain game, sampai-sampai mereka lupa akan segala tugas dan tanggungjawabnya sendiri. Saya melihat ada beberapa teman saya yang termasuk dalam hal ini. Mereka selalu main game sehingga mereka lalai akan tugasnya.

ü  Tidak memiliki inisatif untuk membantu teman yang lagi sakit.
Contohnya :  saya melihat waktu di rumah sakit ada orang yang ditugaskan keluarganya untuk menjaga saudaranya yang lagi sakit. Namun di rumah sakit dia itu tidak melakukan hal yang benar dan bersifat membantu saudaranya yang lagi sakit. Dia kerumah sakit hanya untuk menikmati fasilitas rumah sakit aja, seperti menonton televisi dan memakan makanan saudaranya yang sakit apabila saudaranya itu tidak memakan makanannya.

ü  Tidak memiliki sikap solidaritas terhadap teman sendiri.
Contohnya: ada teman saya yang tidak memiliki sikap solidaritas terhadap teman saya yang lagi sakit. Teman saya ini lagi sakit, kemudian teman saya yang satu ini tidak pernah memiliki sikap kepedulian untuk menjenguk teman saya yang lagi sakit ini ke rumah sakit.
  
ü  Selalu mengandalkan orang lain.
Contohnya : Saya memiliki seorang teman yang selalu mengandalkan orang lain, ini dalam hal sampah. Setiap kali tempat sampah sudah penuh hanya ada beberapa orang saja yang selalu membuang sampah itu. Sedangkan teman saya yang satu ini tidak mau bangat untuk membuang sampah itu, dia selalu mengandalkan orang lain.

v  PROAKTIF
Ø  Bertanggungjawab akan tugas yang diberikan.
Contoh : Saya memiliki seorang teman yang selalu tepat waktu dalam mengumpulkan  tugas yang diberikan oleh dosen-dosen. Dia itu sangat patut untuk dicontohi.

Ø  Memiliki sifat yang bisa mengatur waktu dengan baik.
Contohnya : Saya dalam 1 minggu ini sering melihat banyak sekali orang yang mengatur waktunya dengan baik, yaitu semua teman kelas saya apalagi pada saat mata kuliah KEPEMIMPINAN, jarang sekali teman-teman dan saya  yang  terlambat ke kampus.








Terimakasih sudah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat.


















Minggu, 28 Februari 2016

Determinisme

Tugas 2 Leadership

        Berbicara mengenai determinisme atau kegagalan, pastinya semua orang pernah mengalaminya.Semua orang tidak akan pernah luput dari yang namanya kegagalan. Kegagalan bisa saja terjadi kapan dan dimana saja kepada semua orang. Kegagalan datang kepada kita apabila kita tidak bisa mengatur dan memimpin hidup kita sendiri bahkan tidak bisa percaya diri untuk menjadiseseorang yang sukses.

            Namun, dengan adanya kegagalan maka kita pastinya akan belajar dari kegagalan tersebut sehingga kita bisa menjadi sukses nantinya. Saya pun pernah mengalami kegagalan di masa yang sudah saya lewati, banyak sekali kegagalan yang sudah saya alami, mulai dari kegagalan dalam study, asmara dan gagal dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain yang ada di sekitar saya.

Namu pada saat ini yang saya akan ceritakan adalah kegagalan dalam study, study saya dari SD sampai menjadi seseorang mahasiswa seperti sekarang ini bukanlah perjalanan yang singkat namun perjalanan yang membutuhkan waktu yang banyak (bertahun-tahun). Oleh karena itu, dalam menjalaninya pastinya saya pernah mengalami yang namanya kegagalan. Pada saat saya masuk di UKRIDA saya awalnya senang , namun pada waktu saya diperhadapakan dengan mata kuliah yang membuat saya merasa mabok maka kegagalan pun menghampiri saya. Pada waktu semester 1 saya lulus semua mata kuliah dan pada semester 2 ada 1 mata kuliah yang saya tidak lulus, nah dari situ saya sudah mengalami yang namanya kegagalan.

Saya sangat kecewa dengan peristiwa tersebut dan pada saat itu saya berjanji bahwa saya akan lebih giat belajar lagi agar pada semester depan saya bisa lulus semua mata kuliah. Akan tetapi, kenyataannya harapan saya pada saat semester   2 itu teryata belum tercapai dikarenakan bertambahnya mata kuliah yang lebih sulit, sehingga pada semester 3 saya mengulang 3 mata kuliah. Sekarang saya sudah ada di semester 4 dan saya tidak ingin kegagalan yang saya rasakan pada semester 2 dan semester 3  terjadi pada semester ini. Saya harus melakukan bahkan melipat gandakan aktivitas belajar saya agar saya bisa lulus semua mata kuliah disemester 4 ini dan semester-semester  yang akan datang, bahkan sampai saya lulus nanti. Masih banyak sekali kegagalan yang sudah saya lalui, namun dari kegagalan tersebut saya bisa belajar sehingga saya bisa bersemangat lagi untuk belajar dengan semaksimal mungkin dan percaya diri untuk menghadapi setiap masalah yang akan saya hadapi. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya malahan kegagalan itu adalah awal dari semangat baru untuk membuka lembaran baru menjadi orang yang sukses.  

Sabtu, 27 Februari 2016

KEPEMIMPINAN

TUGAS 1 LEADERSHIP

            Pada semester 4 ini jurusan saya mempelajari mata kuliah kepemimpinan yang diberikan oleh Ibu Daesy H Sanger. Dalam kuliah ini, setiap pertemuan saya sangat merasa senang dan terhibur karena kita sering tertawa namun serius tentang topik yang sedang dibicarakan.
Berbagai macam pertanyaan yang diperhadapkan kepada saya dan teman-teman yang lain seputar pengertian tentang kepemimpinan.

            Jika saya mendengar kata “pemimpin” maka yang akan muncul pertama kali dalam pikiran saya adalah Bapak Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil dengan nama AHOK yaitu seorang gubernur DKI Jakarta saat ini. Kenapa langsung bapak Ahok yang muncul dalam pikiran saya, karena beliau sendiri merupakan pemimpin yang sangat pemberani, melawan kejahatan atau tindakan yang buruk dengan cara yang tegas dan benar. Tindakan yang paling penting adalah bapak Ahok dalam bekerja selalu mengandalkan Tuhan. Dia adalah seorang pemimpin yang beriman dan pemimpin yang sangat tangguh mengahadapi segala persoalan yang dihadapinya. Saya sangat salut bangat sama bapak AHOK dan saya berharap beliau bisa menjadi presiden republik indonesia kelak.

            Menurut saya pemimpin itu dibentuk, alasannya karena jikalau seseorang itu akan menjadi seorang pemimpin maka dia akan menjalani setiap proses yang ada untuk menjadi seorang pemimpin. Dengan menjalani yang namanya PROSES maka dia akan mengalami yang namanya pengalaman. Oleh karena itu, dari pengalaman yang ia dapatkan maka nanti jika dia menjadi seorang pemimpin, tentunya dia itu akan merasa biasa saja dan dia bisa mengatasi masalah tersebut dengan nyaman dan dengan hati yang tenang, sehinnga masalah itu bisa dapat terselesaikan dengan baik. Hal tersebut bisa terjadi karena dia sudah mengalami PROSES dengan cara DIBENTUK.

            Lebih susah mana memimpin orang lain atau diri sendiri? Menurut saya, yang lebih sulit itu adalah memimpin orang lain,alasannya karena setiap keinginan, setiap sikap dan setiap perilaku orang itu berbeda. Oleh karena adanya perbedaan tersebut maka kita akan lebih sulit untuk memimpin orang lain. Memimpin orang lain itu tidak segampang memimpin diri kita sendiri, karena jikalau kita memimpin diri kita sendiri maka setiap apa yang kita inginkan dan setiap apa yang kita butuhkan tetunya kita bisa mengaturnya sendiri. Akan tetapi alangkah baiknya jika kita bisa memimpin diri kita sendiri dulu baru kita memimpin orang lain.

            Jikalau seseorang pemimpin itu akan menghadapi masalah, maka masalah mendasar yang akan ia alami adalah masalah mempertahankan integritas yang ia miliki. Jikalau pemimpin sudah kehilangan akan integritasnya sendiri, maka hal tersebut akan membahayakan dirinya sendiri bahkan bisa menjatuhkan dirinya sendiri.

Terimakasih sudah mengunjungi blog saya.